Dive with newbie #3
Setelah Nakajo memberitahu jika game ini akan di rilis secepatnya. Aku panik dengan keadaanku yang masih terjebak disini. Aku tidak ada saat rapat perilisan game ini membuat semua berantakan. Apa aku masih bisa sembunyi didalam permainan ini atau aku akan terhapus. Sejauh ini dari pihak admin tidak ada memberi teguran kepadaku atau menganggapku sebagai bug. Selama dalam game aku dianggap sebagai player oleh Ruri karena masuk dalam friendlistnya. Tapi aku tidak tau dari sudut pandang ketiga. Apa aku perlu menemui karakter lain? Hal tersebut perlu dirahasiakan. Jika aku bertemu karakter lain yang login selama ini, mungkin aku dianggap sebagai bug yang harus dihapus.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu hari ini?"
"Sepertinya aku sudah tidak menemui bug lagi kak, kurasa gamenya sudah sempurna. Tersisa rilis dalam jumlah login yang banyak lagi sebagai feedback"
Benar massive login dapat menjadi feedback terbesar dalam game, tentu saja pihak pengembang memutuskan untuk segera merilis game ini.
"Sepulang kerja aku akan ke tempat kakak lagi"
"Yah anggap saja rumah sendiri, daripada tidak ada penghuninya, aku takut barangku hilang"
Nakajo sudah terbiasa untuk ke tempat tinggalku. Selain untuk membantu pekerjaanku, dia juga merawat kamarku.
"Bagaimana kalau kali ini kita berpetualang jauh Ruri?"
"Kedengarannya menarik"
Kami berencana untuk ke kota sebelah. Artolia, untuk berjalan kaki dari sini membutuhkan waktu 1 hari. Cara cepat adalah menggunakan skill dash dan glide atau mirip terbang, bisa juga lari dengan skill maksimal. Aku pernah mencobanya saat pertama kali menemui Ruri. Tetapi Ruri tak memiliki skill tersebut jadi dengan kereta kuda adalah hal yang paling dibutuhkan saat ini. Dengan kereta kuda dapat menampung maksimal 6 player. Lama perjalanan dengan kereta kuda adalah 4 jam tetapi sepanjang perjalanan kita dapat istirahat jika bosan selama 4 jam nonstop mengendarai kuda. Di sepanjang jalan terdapat berbagai spot untuk kuda beristirahat seperti padang rumput dan daerah netral dari monster untuk menambah pengalaman berpetualang di open world. Ada 2 cara mendapatkan kereta kuda, dengan membelinya secara permanen akan jadi milikmu atau menyewa selama 1-7 hari. Tentu lebih murah menyewa, tetapi akan rugi jika terus terus menyewa.
"150 gold untuk memiliki kereta kuda permanen!"
"Tenang saja Ruri, aku sudah mengumpulkan uang dari menjual barang, mengerjakan misi guild, dan bekerja di pelayanan masyarakat"
Padahal aku ingin menabung untuk membeli rumah. Ternyata cukup sampai segini saja udah habis buat kereta kuda. Barang di inventory ini hampir habis kujual semua demi ini aja. Malam ini aku bakal mengumpulkan bahan di hutan lagi. Sementara itu Ruri ke toko bahan makanan untuk membeli beberapa bahan dan bumbu masak. Skill cooking milikku sudah maksimal jadi bisa menggunakan segala perabotan masak, sisa resep dan bahan baku untuk dijadikan menu baru untuk kuperlajari lebih banyak.
"Semoga dijalan kita menemui sesuatu yang bisa dimasak ya Ruri."
Kereta kudanya telah tiba, kita bisa memberinya nama.
"Zeus"
"Nama dewa kak?"
"Ya dewa dari segala dewa"
Karena kami orang pertama yang memiliki kuda dalam game ini maka kami lah yang memiliki hak atas nama tersebut sehingga player lain tidak bisa menggunakan nama yang sama.
"Baiklah kalau kita berangkat sekarang kemungkinan petang sampai di Artolia"
"Tidak apa-apa kak, besok aku libur, jadi kita bisa main sampai malam"
Apa ini artinya dia akan bermalam di tempat tinggalku?
"Apa kamu tidak dicari orang tua mu Nakajo?"
"Aku sudah bilang kalau mau menginap di tempat teman kak"
"Hah??"
"Kalau gitu tolong dijaga karakterku, aku mau numpang mandi kak"
Apa. Dia mandi di tempat tinggalku! Apa Nakajo akan memakai baju ku? Kepala ku pusing memikirkannya. Skill mengendarai kuda muncul lalu ku maksimalkan dengan point. Aku jadi langsung lihai menggunakannya. Sedangkan karakter Nakajo, Ruri duduk diam dibelakang. Aku bisa mendengar dia masuk kedalam kamar mandiku. Pikiranku melayang kemana mana. Ini pertama kalinya ada perempuan mandi disana.
"Kau sudah selesai?"
Kulihat Ruri sudah mulai bergerak.
"Bagaimana kalau kita istirahat sejenak"
Aku melihat sebuah papan tanda area netral. Lalu menghentikan kereta kuda.
"Aku akan mencari bahan makan ke hutan, kamu tunggulah disini"
"Tidak, aku ikut"
Memang bakal membosankan kalau disini tak melakukan apapun. Walaupun aku sudah seperti dewa di game ini kalau dia melakukan hal ceroboh juga bakal repot jadinya.
"Ya sudah kalau gitu kita crafting weapon dulu, untuk jaga-jaga jika bertemu monster"
Tanaman menjalar, tongkat kayu, dan batu yang kuasah tajam sudah bisa menjadi bahan dasar tombak. Tombak kayu begini sudah memakan 3 slot inventory. Inventory memiliki batas 10 slot tiap poin akan menambah 5 slot saja. Akan ada pemberitahuan jika slot tidak mencukupi maka barang akan dijatuhkan. Butuh waktu hingga durability barang tersebut rusak di luar inventory. Setelah tombak aku membuat panah dan busur untuk kuberikan ke Ruri.
"Sekarang mari kita menjelajah"
Masuk ke dalam hutan, kami menemukan tanaman obat dan jamur yang bisa dimakan. Jamur tumbuh didaerah lembab dan minim cahaya matahari. Semakin ke dalam hutan semakin gelap. Lalu dalam semak terlihat mata yang menatap kami.
"Ruri awas!"
Benar saja ada seekor Bullfango hendak menerjangnya. Monster ini suka menabrak musuhnya. Karena pergerakan Ruri lambat aku membawanya naik ke atas pohon.
"Kau panah dia dari sini, aku akan jadi umpan"
Aku tidak tau seberapa kuat monster ini tapi aku pernah liat modelnya dalam rapat dengan tim pengembang. Kita bisa menjeratnya menggunakan tali, atau kita lumpuhkan penglihatannya sehingga dia akan bingung menabrak yang mana. Dorongan monster ini termasuk kuat untung saja cuma seekor kalau ketemu mereka gerombolan bakal susah.
"Kamu cuma punya 5 anak panah, gunakan sebaik-baiknya"
Saat monster itu hendak menabrakku, Ruri melepaskan anak panah tepat di mata monster itu, lalu tersungkur.
"Ini akhir hayatmu"
Setelah mengalahkan monster ini, aku carve untuk mendapatkan material dari monster. Daging, tulang dan kulit, sangat berguna bisa digunakan untuk craft weapon dan armor. Bagi player yang menyukai game crafting pasti betah dengan ini. Tetapi di kota juga ada yang menjual weapon dan armor sudah jadi tentu harganya mahal dengan kualitas yang terjamin.
"Sepertinya ini sudah cukup"
Kami mencari sumber mata air dan memutuskan kembali ke Zeus, kuda kami. Kami menjelajah cukup dalam saat kembali langit sudah sore.
"Lebih baik kita mendirikan kemah disini"
"Aku akan siapkan bahan makanan kak"
"Baguslah aku akan dirikan tenda"
Kami menyalakan api kemah dan mulai memasak menu baru daging Bullfango. Kami membicarakan hal yang terjadi di kerjaan. Dan hal lain yang tidak kulihat diluar dan tidak dia lihat didalam sini. Hingga malam dia tinggal di kamarku.
"Hei? Hei hei? Haloo?"
Karakter Ruri terdiam, sepertinya dia ketiduran. Ya sudah kalau begitu. Aku off kan mic saja biar dia bisa tidur dengan tenang. Aku mungkin akan jaga dulu beberapa jam lalu tidur.
"Selamat pagi"
"Oh aku ketiduran"
Ternyata Nakajo bangun lebih awal.
"Segera bersih bersih kak, kita lanjutkan perjalanan"
Setelah membersihkan muka, aku membereskan tenda dan kembali mengendarai kuda. Menuju kota Artolia.
Setibanya di kota sekitar pukul 8 pagi. Aku menitipkan kereta kuda di stable. Kami berkeliling kota dan melihat sesuatu yang menjadi kemungkinan masalah berikutnya.
"Ada player lain. Kuina."
Comments
Post a Comment