Kau angkat dan jatuhkan aku

 Disana ada bahagia juga ada derita. Aku sudah menginjak ranjau bunuh diri berhutang kepadanya memang membuatku akan ada dalam pikirannya, Tetapi janji yang kubuat bisa juga membunuhku. Belum tiba disaat aku nyatakan ini semua, aku malah membuat jarak. Mudahan kau lompat, hati ini tersisa satu dan itu masih tanda tanya karena sedikit saja salah langkah, itu akan menjadi benci Apa aku harus mundur? Dulu saat bertemu dengan yang seperti itu aku mudah saja taklukkan. Kenapa? Apa karena yang dulu itu memang berada pada posisi jatuh di lubang yang dalam dan aku malah mengangkatnya terlalu tinggi? Atau ini ada hubungannya dengan pergabungan 2 sifat. Ini berat, aku mau mundur dan membunuh semua perjuanganku. Aku mau maju dan berjuang sepenuh hati. Apa semua ini karena harga diri? Atau pembuktian diri? Apa ini sejati?

Setiap langkah itu penting semua jejak itu penting. Aku tidak ingin lupa. Aku tidak ingin lewat begitu saja. Ikan ini sungguh besar tetapi memiliki tombak yang sangat tajam. Apa yang kamu rasakan di masa lalu hingga menjadi pribadi yang seperti ini? Aku ingin mendobrak dan masuk ke semua isi hati. Aku sungguh ingin tahu apa rasa untukku. Aroma ini, sama seperti dulu yang kurasa. Dan memilih dan mempertahankan bukanlah hal mudah. Bagaimana cara agar membuat kita sama-sama mau? Seperti yang dikatakan ibuku, kalau sudah sama-sama mau berapapun bakal diterima. Apa  itu? Aku pernah berjumpa sekali tetapi aku tidak memiliki apapun, kalah dengan ke"gengsi"an yang dia miliki.

Apa pihak ketiga membantu? Aku selalu mengunakan pihak ketiga untuk bisa menang tapi kali ini pihak ketiga malah menyakitinya. Rasa bersalah menghantui, rasa menyerah mulai timbul, beri aku pertandaa. Beri aku kesempatan. Beri aku bukti kalau sebenarnya kita sama-sama mau. Aku tidak mau berjalan sendiri, dampingi. Aku tidak mau datang sepi, temani. Aku tidak mau sedih, bahagiakan. Aku hanya butuh bukti untuk hal yang kuperjuangkan ini. Aku percaya padamu, tapi aku tidak percaya perasaanmu.  Antara ada dan tiada.