12 Holy Stone Ch 0
Perkenalan
Aku lahir di Igros 24 Desember 195. Sebuah kota yang kuanggap kecil ini pernah dijadikan sebagai medan perang dunia. Dulu kota ini sebuah negara yang besar dan damai tetapi semua berubah saat negara Lionel menyatakan perang. Igros, Lesalia, Necrohol, dan Balfon adalah negara benua selatan sedangkan Lionel, Zarghidas, Goland dan Lumina berada pada benua utara. Perang pecah karena negara Lionel
menggap rendah negara-negara lain hingga ingin menguasainya. Perang besar yang disebut Lion War pun terjadi. Setelah perang tersebut beberapa negara runtuh dan menyisakan kota kecilnya tanpa ada pemimpin negara seperti Igros, Balfon, Goland, Lumina, dan Necrohol. Sekarang negara Lionel tidak tertarik dengan penguasaan wilayah, mereka hanya tertarik memburu Zodiak Stone. Itu membuat damai bagi kami tetap menjadi mimpi buruk masa depan.Suara : Pencuri!!!
Pedagang itu berteriak, aku menghindar tangkapan warga lain. Aku sudah berniat tidak akan mencuri lagi, tetapi aku ini tidak mencuri aku hanya meminjam.
Vaan : Hahaha.. tangkaplah kalau bisa
Aku teriak dan dihadang oleh seorang pria
Vaan : Hey! Ini hakku
Aku tegaskan
Pria : Tetapi kau mengambil lebih
Vaan : Ini hanya hal kecil di dunia ini.. Setidaknya kerjaku memang sewajar dengan bayaran ini kuhentakkan kaki ingin membentak.
Pria : Tapi kontrakmu tidak dibayar sebanyak itu
Dia adalah asisten pemilik peternakan tempatku bekerja sebelumnya.
Vaan : Aku minta maaf Rhod, ini aku kembalikan yang lebih, kau selalu membantuku..
Kuserahkan setengah kantung emas itu padanya.
Rhod : Aku mengerti keadaanmu.. Aku percaya suatu hari orang akan membutuhkanmu bahkan dunia pun membutuhkanmu..
Nasihatnya selalu kuingat
Vaan : Kau terlalu berlebih.. Setelah kejadian ini dia tidak mungkin menerimaku.. Aku akan jadi gelandangan lagi
Aku mengeluh
Rhod : Tenang saja aku punya sesuatu yang menarik buatmu, pergilah ke The Sandsea disana ada buletin tentang pekerjaan cobalah kesana
Vaan : Baiklah terima kasih Rhod, sampai jumpa lagi..
Aku pamit dengannya. Aku menuju The Sandsea.. The Sandsea merupakan sebuah bar kecil di kota kami, para prajurit istirahat disana.
Setelah tiba didalam mataku tertuju kepada sorang perempuan.. Astaga dia cantik dengan rambut silver berjubah putih dan tongkat pendek seperti penyihir.. Hey apa yang kupikirkan tujuanku bukan itu.. Mungkin saja dia takkan menerima seseorang sepertiku.. Aku hanya gelandangan.. Dipapan buletin ada sebuah pekerjaan singkat menjaga sebuah karavan melewati padang pasir menuju desa di bagian timur kota. Hadiah kecil ya sebab tidak banyak monster disana hanya untuk jaga-jaga saja.
Vaan : Hahaha pekerjaan mudah hmmmm.. Tapi aku bukan prajurit untuk ini mereka pasti menolak
Perempuan : Tidak
Aku berbalik melihat asal suara itu.. Dia..
Suara perempuan yang pertama kali menegurku.. Dia perempuan yang pertama kali kupandang saat masuk sini.
Vaan : Eeee.. Maaf apa kau berbicara denganku?
Perempuan : Iya.. Perkenalkan aku Ashe V’Archdes.. Aku seorang penyihir tapi masih belajar
Vaan : Lalu apa yang kau inginkan?
Ashe : Aku juga mengejar hadiahnya tapi aku tidak yakin bisa sendirian.. Aku mencari seseorang yang tertarik juga dengan poster itu.. Apa kau tertarik?
Vaan : Aku? Yaa aku tertarik.. Hanya saja.. aku tidak pernah belajar pedang untuk menjadi pengawal
Ashe : Aku bisa mengajari sedikit.. Tapi yang kita butuhkan adalah pedang.. Ikutlah denganku aku kenal seorang pandai besi disekitar
Vaan : Hey jangan seenaknya.. Dari mana kau berasal?
Ashe : Lumina
Aku terdiam dan tertunduk mendengarnya
Vaan : Maaf aku tidak bermaksud..
Ashe : Tak apa.. Kita berada pada keadaan yang sama.. Jadi mari kita buat kelompok untuk menyelesaikan misi itu..
Vaan : Baiklah
Aku tersanjung padanya dan mengikutinya menuju rumah pandai besi tersebut.
Disepanjang jalan.. Aku hanya terdiam tidak tau mau bicara apa..
Vaan : Hey kamu belum bilang kenapa bisa berada di kota ini?
Ashe : Hmmm benar juga.. Setelah perang terjadi aku kehilangan orang tuaku lalu aku dirawat oleh seorang penyihir putih.. Dia mengajariku sihir penyembuhan untuk membantu di Rumah Sakit.. Suatu hari dia berkata ‘‘aku bermimpi kau akan membantu menyelamatkan dunia ini aku melihatmu ke suatu kota kecil.. Dan menemukan takdirmu disana’’ karna aku udah bisa menjaga diri aku memutuskan berkelana ke kota-kota kecil.. Ini termasuk kota kedua yang kukunjungi.. Bagaimana denganmu?
Vaan : Aku pun kehilangan orang tuaku saat perang itu terjadi.. Aku hanya bekerja menjadi petani.. Kadang aku mencuri..
Ashe : Mencuri?? Tapi mencuri itu bukan hal baik..
Vaan : Iya aku tau.. Tapi keadaan sudah memburuk..
Ashe : Setidaknya kita bisa berbagi setelah menyelesaikan pekerjaan ini.. Lihat itu rumahnya..
Rumah tua didekat pinggir sungai dan hampir saja diluar dari kota itu terlihat seperti tidak berpenghuni..
Vaan : Hey bagaimana kau tahu dia seorang pandai besi?
Ashe : Dia orang pertama yang kutemui di kota ini..
Vaan : Apa kau yakin dia orang baik?
Ashe : Yakin.. Aku mempunyai kepercayaan kuat dengan itu..
Lalu Ashe, mengetuk pintu rumah itu..
Vaan : Seperti tidak ada orang
Lalu pintu terbuka dan aku melihat seorang kakek tua dengan palu besarnya cukup membuktikan dia seorang pandai besi. Disekitarnya terlihat pedang-pedang tua yang sudah tidak mengkilap
Pandai Besi : Oh Ashe dengan temannya.. Senang bertemu kembali.. Ada yang bisa kubantu?
Ashe : Paman Don, aku boleh meminta sebuah pedang untuk temanku ini..
Don : Pedang ya? Katakan nak.. Apa yang terjadi dengan pedangmu sebelumnya?
Vaan : Aku belum pernah punya pedang sebelumnya
Don : Jadi ini pedang pertamamu?
Vaan : Bisa dikatakan begitu
Don : Oh my dear.. Ashe, setidaknya cari lah material untuk membuat pedang pertama baginya..
Ashe : Cari material? Apakah itu berpengaruh?
Don : Ya.. Seorang kesatria yang hebat.. Menemukan pedang pertamanya dengan mencari materialnya sendiri..
Vaan : Dimana aku bisa menemukannya?
Don : Nak kau terlalu bersemangat.. Carilah di selatan kota ini.. Ada gua bawah tanah kecil bekas tambang yang udah ditinggal lama.. Disana ada berbagai macam material..
Vaan : Baiklah.. Ayo Ashe, kita harus cepat..
Ashe : Terima kasih paman kita akan kembali secepatnya
Don : Anak-anak yang baik
Kami bergegas ke selatan kota.. Setelah keluar kota langkah kami adalah menuju tambang tersebut.. Pedang pertama.. Aku memikirkannya terus menerus.. Saat tiba disana kami memasuki mulut gua yang agak gelap.. Disana banyak obor bekas.. Lalu aku membuat api dari daun dan kayu tua.. Kami memasuki gua lebih dalam..
Ashe : Vaan, apa kau merasakan sesuatu?
Vaan : Hmmm sepertinya begitu.. Tiba-tiba saja terasa hangat disini..
Ashe : Kita harus cepat...
Aku melihat batu mengkilap berwarna hitam kuambil beberapa potong, didepannya ada batu berwarna silver setelah itu aku mendengar suara geraman
Ashe : Kau mendengarnya?
Vaan : Ya.. Suara apa itu?
Ashe melangkah mundur dan tersandung pada sebuah batu berlian hijau..
Vaan : Kau tidak apa-apa?
Asha : Kurasa begitu..
Vaan : Waw batu yang indah.. Ini pasti mahal..
Ashe : Ambillah dan ayo pergi..
Suara geraman itu terdengar lagi.. Dan sesuatu muncul dari kegelapan.. Sepasang mata tetapi tidak ada suara langkah ataupun seretan kaki.. Dia mendekat..
Vaan : Ashe, apa itu??
Ashe : Aku tidak tahu tetapi sepertinya berbahaya dan mendekat..
Setelah kulemparkan obor kepadanya.. Sosoknya terlihat.. Sebuah cairan hijau dengan sepasang mata bergerak kearah kami..
Ashe : Vaan, kita harus pergi.. Monster itu berbahaya..
Vaan : Hahaha.. Dia Cuma sekedar jelly.. Buat apa takut.. Larinya pun lambat..
Lalu lingkaran sihir merah timbul di hadapannya..
Ashe : Tidak Vaan.. Itu lingkaran sihir.. Dan mengarahmu.. Larilah!
Tiba-tiba api keluar dari lingkaran itu dan membakar tanganku..
Vaan : Aargh..
Ashe : Ayo lari Vaan!
Kami berlari keluar dari gua itu dengan membawa sebisanya.. Setelah jauh tertinggal kami memutuskan istirahat di sebuah batu besar..
Ashe : Sudah kubilang sepertinya berbahaya ulurkan tanganmu biar kusembuhkan luka bakar itu..
Vaan : Maaf.. Aku tidak menyangka akan seperti ini..
Lingkaran sihir hijau kecil timbul didepan telapak tangannya.. Cahaya hijau itu menyembuhkan luka bakar ini dengan cepat..
Vaan : Waw kamu memang hebat dalam menyembuhkan..
Ashe : Biasanya membutuhkan waktu 15 menit untuk luka seperti ini.. Kenapa bisa cepat terjadi?
Vaan : Apa maksudmu? Aku tidak pernah disembuhkan dengan cara seperti ini..
Ashe : Entahlah ada yang aneh denganmu..
Lalu kami melanjutkan perjalanan kami pulang kekota.. Setelah tiba dirumah pandai besi aku menyerahkan materialnya..
Don : Hahaha... Itulah alasan kenapa tambang itu ditutup
Ashe : Apa ditutup? Kenpa kau tidak bilang dari awal?
Vaan : Ya.. Monster itu hampir membunuhku
Don : Biasa orang kota banyak mengetahuinya.. Kau kurang tau banyak rumor Nak.. Tak apa gua Zertinan namanya..
Vaan : Bahkan kau baru memberitahu namanya
Don : Tenanglah nak.. Kau akan belajar nantinya.. Baiklah ini adalah material umum.. Tapi yang hijau ini termasuk dalam permata.. Namanya Batu Spinel..
Vaan : Apa itu sebuah masalah?
Don : Tidak.. Tapi jika dijual akan jadi 500G
Ashe&Vaan : Waw!
Vaan : Emas yang banyak..
Don : Sungguh? Kau tak pernah memegang banyak uang nak.. Itu masih sedikit..
Vaan : Oke-oke aku akan menjualnya..
Kuambil permata itu..
Don : Ingatlah nak 500G
Ashe : Kau sungguh akan menjualnya?
Vaan : Ya ini akan jadi uang buat makan..
Suara perut Ashe, terdengar..
Vaan : Ashe, apa kau lapar?
Ashe : Maaf sejak tiba disini aku belum makan..
Vaan : Tidak mungkin! Ayo kita kepasar menjual ini dan beli makan buatmu.. Paman Don, kami tinggal ya..
Don : Baiklah nak aku akan memulai pekerjaanku
Kami menuju pasar lokal.. Mendatangi seorang pedagang permata..
Vaan : Hai paman kami mau menjual permata ini..
Pedagang : Waah dimana kau menemukan ini nak?
Vaan : Kau tidak perlu mengetahuinya bagaimana kalau kujual 1000G
Ashe : Vaan, apa itu tidak berlebih?
Vaan : Tenanglah Ashe, aku ahlinya..
Pedagang : Hey nak bagaimana kalau 500G?
Vaan : Hmmm.. 900G?
Pedagang : 600G!
Vaan : Ayo Ashe, kita pergi..
Pedagang : Baiklah-baiklah 800G!
Vaan : Ok kuterima..
Penawaran itu berhasil, dengan membawa 800G kami pergi membeli bahan makan Ashe, sangat mengerti dengan itu mungkin dia pandai memasak dan fajar pun menjelang.. Kami memutuskan menyewa penginapan untuk semalam..
Vaan : Kau bisa memasak Ashe?
Ashe : Aku diajarkan banyak hal.. Berpedang pun begitu.. Tetapi itu bukan keahlianku..
Vaan : Aku ingin menjadi keastria
Ashe : Itu akan terwujud.. Besok pagi kita akan mengambil pedang pertamamu lalu pergi menyelesaikan misi kita..
Vaan : Terima kasih telah mempercayaiku Ashe..
Ashe : Tidak-tidak akulah yang harusnya berterima kasih..
Makan malam ini terasa nyaman.. Apa karna aku cocok dengannya? Malam menjelang kami memutuskan untuk tidur..
Comments
Post a Comment