12 Holy Stone Ch 2


Pertempuran Pertama
Menjelang malam selama perjalanan aku memikirkan apa isi dari karavan yang aku kawal ini.. Dilihat sekilas peti-peti itu tidak berisi makanan.. Karena tidak memiliki bau.. Lantas apa isinya hingga membutuhkan orang lain untuk mengawal karavan ini ke tujuannya..

Vaan : Eee.. Kalau boleh tanya apa isi dari peti-peti itu?
Pedagang : Oya sebelumnya aku belum memperkenalkan diri.. Aku Vincent, dan barang yang kita bawa ini merupakan batu permata.. Maka dari itu aku membutuhkan pengawal..
Vaan : Tetapi kenapa 2 karavan?
Vincent : Karena salah satunya merupakan umpan.. Peti yang berisi permata hanya ada 1 dari sekian banyak.. Sisanya hanya jerami..
Vaan : Wah sebuah umpan..
Vincent : Begitulah..
Tak lama berselang terdengar lolongan serigala-serigala yang membuat perasaanku tidak nyaman..
Vaan : Ashe! Kita harus bersiap..!
Ashe : Bersiap buat apa?
Lalu muncul dari kegelapan sepasang mata merah di hadapanku.. Terlihat berbahaya..
Vaan : Dia datang..!
Ashe : Apa yang datang Vaan?
Lalu 2 ekor serigala bersama banga datang menghadang kami..
Banga : Turun dari karavan! Ini perampokan..
Vaan : Kau mau merampok apa? Hadapi dulu aku..
Suara : Kau lagi nak.. Senang bertemu denganmu disini..
Vaan : Kau..
Ashe dan Riene turun dari karavan dan dikepung oleh serigala..
Ashe : Vaan.. Kau tidak apa-apa?
Vaan : Ashe, ini berbahaya.. Segera siapkan dirimu..
Ashe : Dia yang dikota.. Sudah kuduga..
Banga : Kalian! Akan sangat menyenangkan mengalahkan kalian disini.. Aku Ekki pemimpin perompak disini.. Aku akan merampas semua milikmu..
Suasana semakin memburuk aku mengeluarkan pedang dari sarungnya bukti menandakan peperangan ini dimulai..
Ekki : Serang!!
Vaan : Riene.. Awas!!
Dengan lincah Riene menghindari serangan serigala itu dan dengan mudahnya menjatuhkan satu persatu dengan galahnya.. Dia sangat hebat..
Ashe : Jangan khawatirkan dia Vaan.. Di terlihat bisa menjaga dirinya.. Awas ada yang datang..
Seekor serigala datang mendekat aku berhasil menghindar dan menendangnya..
Vaan : Dia tidak terlihat terluka.. Vincent, tetap didekat Ashe.. Ashe, jaga dia..
Ashe : Baiklah..
Aku maju ke medan pertempuran.. Menjaga Ashe.. Menghadang 4 ekor serigala terlatih membunuh itu.. Tidak membuatku takut.. Aku sudah mempelajari tekhnik dari paman Don, dengan menahan pedangku hingga merasa pedang itu teraliri energi dariku dan benar saja.. Pedang itu terlihat bercahaya.. Apakah ini yang disebut pertempuran.. Apakah ini yang dirasakan para kesatria itu.. Adrenalin sudah memompa jantungku hingga merasakan panasa di dada.. Itu yang membuatku melihat lebih tajam dari sebelumnya.. Menghindari gigitan serigala itu mudah dan menusukkan pedangku yang menjadi beban.. Tapi aku harus bisa..
Ashe : Vaan..!
Aku lupa.. Aku punya alasan kenapa harus melakukan itu.. Dia.. Aku harus melindunginya.. Untuk dia..
Vaan : Hyeeaaaah!
Itulah tikaman pertamaku ke serigala itu.. Serigala itu menjerit.. Lalu memejamkan matanya.. Seperti berkata terima kasih.. Aku tidak mengerti perasaan itu.. Lalu bola cahaya keluar dari tubuhnya yang menghilang tak tampak di mata..
Ashe : Awas Vaan!
Vaan : !!!
Setelah tersadar dari bola cahaya indah itu.. Seekor serigala menggigit kakiku.. Dan aku menusuk serigala itu.. Kembali kulihat matanya.. Seperti merasakan ketenangan jiwa dan lalu menghilang dari pandangan.. Apakah itu hantu.. Aku tidak pernah melihat yang seperti itu..
Ashe : Healing Magic.. Cure..
Sihir dingin Ashe, seperti menempel di kakiku.. Menghilangkan bekas luka gigitan itu..
Riene : !!!

Tatap Riene, memiliki makna tersendiri.. Menatapnya merasakan kebingungannya..
Vaan : Awas Riene!
Riene : !
Riene terkejut melihat kedatangan serigala itu.. Dan aku pun dengan refleks melemparkan sebuah batu ke arah serigala itu.. Serigala itu berlari menjauh..
Vaan : Kau tidak apa-apa Rien?
Riene : Yaa.. Aku sedikit terkejut tadi dengan sihirmu Ashe.. Kalian cocok..!
Ashe : Apa maksudmu Riene?
Riene : Nanti kujelaskan .. Kita harus cepat menyelesaikan perperangan ini..
Vaan : Benar itu.. Baiklah mari kita akhiri..
Ekki : Apa yang akan kalian bertiga lakukan? Melawan kami berlima?
Muncul dari kegelapan banga yang lain.. Menambahkan jumlah musuh kami..
Riene : Mundurlah Vaan.. Biar kutunjukkan sihirku.. Time Mage.. Haste..
Lingkaran sihir mengitari tubuh Riene.. Berputar-putar lalu menhilang.. Aku melihat Riene seperti lebih lincah lebih cepat..
Riene : Ayo maju Vaan..
Vaan : Ya..
Kami maju menghadapi semua musuh.. Ashe siap dengan sihir penyembuhan.. Aku menghabisi semua serigala itu.. Dan tiba-tiba aku merasakan kekuatanku bertambah.. Atau semangatku meningkat.. Semua itu terjadi tiba-tiba.. Riene, berhasil mengalahkan seorang banga.. Melihat banga tersebut aku merasa kasian tetapi dia tidak merasa senang ataupun sedih.. Terbaring begitu saja lalu aku melihat tubuhnya bergetar-getar lalu pecah berkeping-keping menjadi cahaya dan menghilang..
Ashe : Itukah yang terjadi jika seseoarang meninggal?
Vincent : Yaa.. Orang yang meninggal dalam pertempuran akan seperti itu.. Tanda bahwa dia sedang menuju tempat damai terakhir..
Vaan : 4 lagi Riene..
Riene : Yaa..
Banga : Black Mage.. Thunder...
Vaan : Menghindar..
Lingkaran kuning mengeluarkan petir itu tak bisa dihindari.. Mengenaiku secara langsung.. Membuatku lemah sejenak merasa kekuatanku habis..
Ashe : Vaan!
Setelah menerima healing Ashe.. Aku berdiri lalu menyerang kembali.. Serangan tanpa henti itu tidak berakhir baik.. Aku mulai lelah.. Setidaknya musuh berkurang satu persatu berkat Riene.. Hingga suatu ketika..
Vaan : Riene !!
Riene : Aaargh..
Pukulan keras mengenainya Ashe, berusaha menyembuhkannya tapi kali ini membutuhkan waktu..
Vaan : Ashe.. Jaga Riene.. Aku akan menyelesaikannya..
Ekki : Hohoho.. Nak kau mau pertarungan satu lawan satu.. Akan kulayani..
Dia mengeluarkan sesuatu dalam tasnya.. Botol  minuman yang langsung dia minum membuatnya terlihat segar kembali.. Tapi itu tidak membuatku takut..
Vaan : Ayo kita selesaikan..
Ekki : Hahaha...
Beradunya pedang kami ini membuatku semakin belaar membaca gerakanya.. Mendapatkan celahnya sedikit demi sedikit.. Hingga pertarungan ini dari awal sudah kumenangkan..
Ekki : Hehehe.. Kau hebat nak.. Inilah akhir hidupku..
Vaan : Kau salah memilih lawan..
Dia tiba-tiba terbaring lalu pecah seperti kristal.. Sungguh akhir yang tak terduga.. Cahaya yang keluar dari tubuhnya sungguh sangat banyak..
Vaan : Dia sudah berada di tempat yang benar.. Berakhir sudah teman..
Ashe : Yaa..
Setelah membersihkan pertempuran kami melanjutkan perjalanan hingga ke desa..
Vaan : Kita telah tiba.. Desa Nomad.. Tapi ini sudah larut..
Ashe : Tadi adalah hal yang bisa membunuh kita..
Riene : Benar sekali.. Ini waktunya kembali ke kota..
Vaan : Bagaimana Ashe? Apa kita akan kembali ke kota?
Ashe : Desa ini.. Bagaimana kalau kita berkeliling dulu sebelum pulang Vaan? Kau juga Riene..
Riene : Aku? Baru kali ini aku memiliki teman sebaya.. Baiklah.. Aku akan mengikuti kalian..
Vaan : Sepertinya keputusan sudah dibuat.. Mari berkeliling.. Tapi kita bermalam disini dulu..
Kami bermalam di sebuah gubuk yang disewakan.. Dan pagi pun tiba.. Kami berkeliling desa kecil ini.. Menemui penduduk nomad, peternakan cockatrice.. Menemui Sesepuh desa dan akhirnya kami memutuskan kembali ke kota..
Vaan : Waktunya pulang..
Riene : Yaa.. Mari kita berjalan kaki.. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan pada kalian..
Ashe : Yaa.. kami juga ingin bertanya banyak hal..
Vaan : Perjalanan bisa memakan waktu berjam-jam.. Itu akan menceritakan banyak hal..

Perjalanan pulang kami akan memberikan pelajaran untuk petualangan berikutnya..

Comments

Popular Posts