12 Holy Stone Ch 8


Anggota Baru
                Sudah saatnya kami mencari anggota baru.. Sebab pekerjaan kita sudah mulai banyak.. Kami saja tidak akan cukup menyelesaikan dengan cepat.. Pekerjaan dari mudah hingga sulit sudah bermunculan.. Aku harus mencari anggota diluar dari kota ini.. Mencari seseorang yang berbakat untuk mau bergabung dengan kami.. Sebagai master yang akan berpergian aku menunjuk Neal, untuk memimpin guild sementara.. Aku percaya padanya.. Sedangkan aku dan Ashe akan mencari anggota..

Neal : Apa kau yakin dengan keputusan ini Vaan?
Vaan : Yakin sekali.. Maaf kalau aku memberikan beban ini padamu..
Neal : Tidak usah khawatir.. Kita sudah seperti saudara.. Aku akan menjaga tempat ini.. Tapi apa kalian yakin akan berpergian berdua saja..
Ashe : Kami yakin.. Kami pernah melakukannya..
Neal : Baiklah.. Aku berharap pada kalian..
Vaan : Persiapan sudah selesai Ashe?
Ashe : Emmm.. Oke..
Vaan : Kami tidak memberikan kepastian kapan pulang.. Tapi kami berjanji tidak akan pulang tanpa membawa seseorang..
Don : Nak.. Anggaplah ini bulan madu kalian.. Kalian memang perlu beristirahat..
Vaan : Paman kau ini ada ada saja..
Don : Hahaha.. Kalian akan menuju kearah mana?
Vaan : Mungkin kami akan mencoba ke utara kali ini..  Banyak kota yang belum kukunjungi..
Don : Rumornya desa utara bernama Mandalia.. Mungkin kau bisa menemui seseorang disana.. Tetapi profesi mayoritas disana adalah seorang floris..
Ashe : Floris?
Don : Yaa.. Orang yang berkeahlian dengan bunga.. Cukup aneh bukan?
Ashe : Aku suka bunga..
Vaan : Disana tidak ada bandit bukan?
Don : Mungkin ya mungkin tidak..
Vaan : Hmmm.. Biar kami cari tahu sendiri.. Mari Ashe.. Nanti kita kesiangan..
Ashe : Sampai jumpa semua..
Shari : Hati-hati kakak Ashe..
Neal : Hati-hati Vaan..
Vaan : Percayakan pada kami..
Setelah berpisah kami melanjutkan perjalanan.. Melewati jembatan.. Melewati padang savana.. Memasuki hutan.. Saat didalam masih siang hari.. Tetapi saat diperjalanan kami menemui sesuatu..
Ashe : Vaan, kau yakin kita tidak tersesat?
Vaan : Ashe, kita masih berjalan lurus ke utara pasti ada jalan keluar..
Ashe : Tapi aku takut kita tidak bisa keluar..
Vaan : Kita baru didalam selama 2 jam wajarlah kita belum keluar.. Mungkin butuh waktu setengah hari keluar dari hutan ini..
Ashe : Setengah hari? Itu bisa sore Vaan..
Vaan : Dilihat dari situasi mungkin begitu.. Semakin lama semakin gelap hutan ini..
Ashe : Aku takut monster Vaan..
Vaan : Sssst.. Ada sesuatu.. Sembunyi..
Kami melihat 3 goblin berkumpul.. Mereka seperti merencanakan sesuatu.. Apakah mereka menyadari kehadiran kami.. Tiba-tiba anak panah membunuh ketiga goblin tersebut.. Dari kegelapan muncul seorang anak kecil dengan busurnya..
Little Girl : Yay aku mengenainya..
Vaan : Apa maksudnya itu?
L.G. : Kak lihat.. Tepat sasaran..
B.G. : Mary kau seharusnya membunuh mereka.. Mereka tidak mengganggu kita..
Seorang wanita membawa keranjang menyusulnya..
Vaan : Ashe.. Kelihatannya mereka berbahaya..
Ashe : Mereka terlihat baik.. Ayo temui dan tanyakan jalan..
Vaan : Apa?? Jangan sekarang..
Ashe : Emmmm.. Permisi..
L.G. : Siapa kalian?
Ashe : Kami tersesat disini..
B.G. : Wah.. Mary jangan mengarahkan anak panah ke seseorang..
Mary : Tapi pria itu jelek..
Vaan : Apa katamu..
Ashe : Vaan.. Bolehkah kami meminta arah ke desa Mandalia?
B.G. : Kebetulan sekali kami juga akan kesana.. Mari sama-sama kesana..
Anak kecil ini sepertinya kurang ramah..
B.G. : Kalian darimana?
Vaan : Maaf sebelumnya.. Kami belum memperkenalkan diri.. Namaku Vaan dan ini Ashe.. Kamu dari Igros hendak ke desa Mandalia..
B.G. : Kalau begitu namaku Mirana Faust dan ini adikku Mary Faust..
Mary : Apa kau lihat-lihat..
Mira : Maafkan adikku dia benci melihat pria..
Vaan : Tidak apa-apa.. Tadi aku melihat kau menggunakan panah hebat sekali..
Mary : Aku tidak butuh pujianmu..
Mira : Mary.. Iya dia suka menggunakan panah..
Ashe : Mira sendiri bisa menggunakan busur?
Mira : Tidak-tidak aku tidak bisa.. Aku lebih menyukai bunga..
Vaan : Apa kau berasal dari Mandalia?
Mira : Iya.. Tetapi Mandalia sekarang tidak bisa ditumbuhi oleh bunga lagi.. Tanah disana menjadi tandus..
Vaan : Apa yang kalian lakukan didalam hutan tadi?
Mira : Kami mau mencari bunga langka bernama edelweiss..
Mary : Aku mau melatih archery ku..
Vaan : Edelweiss? Bukankah itu bunga langka yang tumbuh hanya di gunung?
Mira : Rumornya begitu.. Tetapi aku merasa pernah melihat satu di dalam hutan ini.. Berarti edelweiss tidak hanya tumbuh di sebuah pegunungan.. Rumornya mengatakan edelweiss akan tumbuh dengan indah jika kita merawatnya dengan cinta setiap hari..
Ashe : Aku ingin melihatnya..
Mira : Jadi apa tujuan kalian ke desa Mandalia?
Vaan : Kami sedang berpetualang.. Mencari seseorang..
Mira : Kuharap kalian menemukannya.. Hari semakin larut.. Kalian tinggallah dirumahku.. Jika tidak keberatan..
Vaan : Sebuah kehormatan bisa ditawarkan begitu karena kami memang sedang membutuhkannya..
Mira : Aku senang bertemu seseorang seperti kalian.. Nah ini rumah kami.. Kami hanya memiliki 2 kamar.. Kalian akan menggunakan kamar adikku.. Dan Mary akan tidur sekamar denganku..
Ashe : Maaf kami merepotkan..
Saat selesai makan makan malam..
Ashe : Kita harus mengajak mereka bergabung di guild Vaan..
Vaan : Tetapi mereka tidak bisa perang..
Ashe : Kita tidak mencari hunter Vaan.. Tetapi seseorang yang bisa menjadi keluarga kita..
Vaan : Kau benar.. Setidaknya kita harus membalas budi mereka.. Mereka sepertinya tertarik dengan bunga edelweiss.. Utara desa ini merupakan pegunungan.. Kita akan mencari bunga itu besok..
Ashe : Vaan yakin mereka akan bergabung?
Vaan : Yakin sekali.. Sudah waktunya mereka memilih jalan berbeda dari tempat ini.. Kita akan berangkat pagi ini.. Aku belum sempat berpamitan.. Tapi kita cukup tinggalkan surat..
Ashe : Vaan..
Vaan : Baiklah Ashe.. Selamat malam..
Aku merasa seseorang sedang mendengarkan kami saat percakapan tadi.. Saat pagi tiba masih belum naik fajar.. Kami memutuskan berangkat..
Vaan : Maaf Ashe kalau aku meminta berangkat sepagi ini..
Ashe : Tidak apa Vaan.. Aku sudah biasa..
Vaan : Tapi sebaiknya kamu menggunakan pakaian yang tebal sebab tujuan kita adaalah sebuah pegunungan pasti dingin disana..
Ashe : Iya Vaan..
Kami melangkah ke utara menuju pegunungan..
Vaan : Menurutmu kenapa mereka tidak mencari edelweiss di gunung ini?
Ashe : Apakah edelweiss disini sudah punah?
Vaan : Itu pasti menyulitkan kita.. Lebih baik kita mencari tau sendiri..
Perjalanan mendaki ke gunung cukup melelahkan.. Di lereng gunung masih belum terlihat bunga itu.. Aku sendiri tidak tahu bentuk dari bunga itu.. Bagaimana cara menemukan bunganya.. Tetapi untunglah Ashe memiliki sebuah gambar bunga itu yang dimiliki Mira.. Jadi kami meminjamnya..
Vaan : Ashe lihat ada cahaya.. Mira tidak bilang kalau bunga itu bercahaya..
Ashe : Itu bukan dari bunga..
Vaan : Akan kuperiksa..
Ashe : Hati-hati Vaan..
Saat aku mendaki untuk melihat lebih dekat.. Aku melihat seseorang.. Mungkin dia ahli kimia.. Ahli kimia yang hendak membuat percobaan dengan bunga edelweiss.. Aku sangat yakin itu adalah bunga edelweiss.. Lalu aku tidak sengaja membuat suara hingga memberitahu chemist itu.. Saat chemist itu sadar ada yang mengawasi ia menyuruh monster werewolfnya untuk mengejarku.. 3 Monster werewolf putih seperti yeti itu mengejar kami hingga ke lereng gunung.. Mereka benar-benar hendak membunuh kami..
Vaan : Tidak ada jalan lagi Ashe..
Ashe : Selesaikan Vaan..
Kami terpaksa harus menghadapinya.. 3 lawan 1.. Masih terkendali.. Aku membawa Flametongue di kanan dan Mythril di kiri.. Ashe sudah siap dengan persiapannya..
Vaan : Akan kuselesaikan..
Pertarungan dimulai.. Taktik perang sudah diatur Ashe.. Hal seperti ini tidak bisa dihindari.. Pastikan tidak ada yang mengejar.. Lawanlah jika itu setara denganmu.. Jangan memulai perang.. Hindari perang.. Tetapi hal seperti ini sulit dihindari.. Karena bukan kami yang memulai.. Jadi pada akhirnya kami juga yang harus mengakhiri.. Karena sudah memiliki sangat banyak pengalaman perang.. Perang mudah seperti ini terlihat berjalan sangat lancar..
Ashe : Yay.. Menang..
Vaan : Ayo kita kembali ke dokter tadi..
Teknik 2 pedang sudah membuatku semakin terbiasa.. Pedang jadi keahlianku dalam perang.. Biasanya seseorang membawa pedang hanya yang dianggapnya mudah pada saat digunakan.. Tapi menurutku pedang itu harus menyatu dengan hati dan tanganku.. Gerakan yang seirama membuatku seperti terlatih menggunakannya..
Vaan : Kau berhenti disana..
Dokter : Apa yang kau inginkan?
Vaan : Apa yag kau inginkan chemist?
Dokter : Hahaha.. Aku mendengar rumor ini meruakan bunga abadi.. Jadi aku melakukan eksperimen terhadapnya..
Vaan : Kau melakukan hal buruk..
Dokter : Perkenalkan aku adalah Gaston chemist terkemuka di gariland..
Vaan : Apa yang kau inginkan dari bunga itu?
Gaston : Ini adalah bunga terakhir yang kutemui di gunung ini.. Aku tidak akan memberikannya padamu..
Vaan : Kau tau tujuanku adalah bunga itu..
Gaston : Aku sudah membuat sebuah ramuan untuk abadi yang kudapat dari bunga ini.. Kau tidak akan bisa mengalahkanku.. Datanglah..! Romanda!
Sebuah senjata keluar dari lingkaran sihir ditanah.. Sebuah keajaiban.. Aku baru pertama kali melihatnya..
Gaston : Hahaha.. Rasakan ini.. Flare!
Sebuah laser yang ditembakan dari senjata itu.. Ini berbahaya.. Hal tak terduga apalagi yag akan dia tunjukkan.. Aku tidak bisa mendekatinya.. Disekitarnya terdapat aura yang kuat.. Aura kuat yang mengendalikannya.. Apa yang harus kulakukan.. Tiba-tiba aku mendengar suara.. “Percayalah”.. Suara itu seperti Ashe.. Tidak ada pilihan lain.. Aku akan melawannya.. Semakin aku mendekat semakin ia menghancurkanku.. Aku sekarat.. Ashe terlalu jauh untuk menyembuhkan.. Aku melihatnya berlari ke arahku.. Saat kulihat kembali ini akan terlambat bagiku.. Lalu sebuah panah cahaya menembak senjata itu.. Sihir senjata itu hampir mengnaiku.. Mary.. Dia datang menyelamatkanku..
Mary : Kau bertindak cukup bodoh..
Mira : Maafkan kami..
Mary : Ini minumlah..
Dia memberikanku potion.. Menyelamatkanku di detik detik akhir.. Sihir Ashe juga telah mencapaiku.. “Terima Kasih”..
Mary : Kau tidak bisa mengalahkannya sendirian..
Vaan : Ehm.. Baiklah mari kerja sama melawannya..
Kami pun memutuskan melawannya bersama.. Setelah aku membuka pertahanannya Mary menembakkan panahnya.. Kerja sama berulang-ulang ini membuahkan hasil.. Cukup memberikan kerusakan padanya..
Gaston : Arrgh!! Aku akan membunuh kalian!! Mist Charge!!
Kali ini dia menarik aura disekitarnya.. Aura seperti kabut bercahaya itu berkumpul padanya.. Berkumpul di ujung senjatanya.. Mengecil menjadi cahaya.. Lalu ia menembakkannya ke langit.. Bola cahaya kecil itu menjadi sebuah bola energi besar sekali..
Gaston : Terra Destroyer..
Ini sangat gawat.. Itu bisa menghancurkan kita semua.. Tiba-tiba..
Mira : Mist!!
Mira juga bisa menarik aura sekitar.. Aura itu mengelilinginya..
Mira : Tsunami..
Aura itu berubah menjadi air yang sangat besar terbang diudara.. Menutupi bola energi yang diciptakan Gaston.. Seperti melahapnya.. Dan bola itu meledak dalam lautan tsunami yang diciptakan Mira.. Dan hujan pun turun membasahi kami.. Disaat kami masih terpesona dengan kekuatan itu..
Ashe : Selesaikan Vaan..
Aku maju memberikan serangan terakhir padanya.. Disaat terakhir ia berkata “Kau memiliki teman yang hebat”..
Vaan : Tadi itu apa?
Ashe : Vaan.. Bunganya..
Vaan : Eh.. Iya..
Sesaat setelah mengambil bunga itu kami menurun gunung untuk kembali kerumah..
Vaan : Tadi itu apa Mira?
Mira : Ehmm.. Yang mana?
Vaan : Saat kau mengeluarkan tsunami di udara itu.. Hebat sekali..
Ashe : Ehmm.. Hebat..
Mira : Hehehe.. Itu namanya Mist.. Mist merupakan kumpulan dari roh yang berada disekitar.. Dalam bentuk cahaya.. Kita dapat menggunakannya untuk membuat suatu sihir yang kuat yang merupakan gambaran dari diri kita.. Sihir air yang besar itu merupakan sebuah kepribadianku yang mengalir.. Tetapi berbeda dengan yang dia gunakan tadi.. Dia sengaja menarik dengan paksa mist disekitar lalu membuat sihir yang dia inginkan.. Itu tidak dilarang tetapi berbahaya karena mist dapat merusak tubuh kita jika digunakan secara berlebihan.. Vaan apa bunga ini untukku?
Vaan : Yaa.. Ini untukmu.. Tetapi di desa ini kau tidak memiliki tanah untuk menanamnya..
Mira : Aku akan menanamnya di hutan..
Ashe : Itu bahaya.. Bisa rusak..
Mira : Hehehe..
Pada saat kami kembali kedesa.. Disana terjadi kebakaran yang hebat.. Tiba-tiba tentara kerajaan membakar semua rumah di desa kecil itu.. Orang-orang lari dari desa.. Mandalia menjadi lautan api.. Kami semua tidak mengerti apa yang terjadi.. Kami melihat dari bukit ini.. Melihat Mira menangis.. Semua terlambat..Apa yang sebenarnya terjadi..
Vaan : Apa ini?
Ashe : Aku tidak mengerti..
Vaan : Kita harus menolong mereka..
Mira : Tidak! Ini sudah waktunya..
Vaan : Apa maksudnya ini?
Mary : Neh.. Ini semua karena tidak ada perlingungan dari guild.. Sudah lama desa ini akan dibumi hanguskan karena letaknya sangat tidak strategis.. Jadi tentara dari kerjaan melakukan tugasnya..
Vaan : Membumi hanguskan?
Mira : Ya..
Vaan : Tidak ada jalan lain.. Mira apa kau bisa meminjamkan kekuatanmu lagi untuk desa yang tersisa ini?
Mira : Tidak ada gunanya lagi.. Mereka akan membakarnya lagi..
Vaan : Aku mohon padamu..
Mira : Ehmm..
Lalu Mira kembali mengeluarkan mist nya.. Menghujani seluruh desa.. Aku berlari kedesa sambil membawa sebuah pengumuman.. Aku memasang sebuah tanda “Desa ini milik Fairytail”.. Sebuah tanda perubahan yang membawa guild kami dalam masalah.. Tindakan ini akan menjadi sebuah bukti kepahlawanan kami.. Aku menjelaskan kepada para tentara tentang apa yang sedang terjadi.. Dan memberikan ancaman agar meninggalkan desa ini.. Para penduduk menjadi khawatir tentang tindakan kami.. Tetapi Ashe memahami tindakanku dan menjelaskan kepada para penduduk.. Setelah mengakui apa yang kukatakan tentara itu kembali ke negaranya..

Comments

Popular Posts